Legenda Cinomati di Yogyakarta



Cinomati berasal dari dua kata, cino dan mati. Kata cino mengacu kepada kata cina yang dilafalkan dengan dialek Jawa. Sedangkan kata mati ya berarti mati, meninggal, atau wafat.

Eh iya, ini aku lagi nggak ngomongin tentang orang cina yang mati lho! Sebab, Cinomati yang aku singgung ini adalah nama lain ruas jalan alternatif yang menghubungkan Desa Wonolelo dan Desa Terong. Kedua desa tersebut termasuk wilayah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

RUTE KE CINOMATI...
Cinomati relatif mudah untuk dicapai. Dari Kota Jogja, arahkan kendaraan ke Kotagede, menyebrang ringroad selatan, menuju ke Pleret. Dari Pleret tinggal mengikuti jalan raya hingga sampai ke Desa Wonolelo.


Menurut penuturan warga, nama Cinomati mulai populer semenjak ada orang cina yang mati di ruas jalan tersebut. Tapi pada kenyatannya, ruas jalan Cinomati ini memang terkenal bahaya. Benar-benar rawan bikin orang mati! Nggak hanya sebatas orang cina saja.

Lha kok bisa bikin orang mati seperti itu?
Berlebih-lebihan kah?

Cinomati Tanjakan Legendaris di Yogyakarta

Jadi begini. Desa Terong letaknya ada di atas bukit setinggi kurang lebih 400 meter. Sedangkan Desa Wonolelo, letaknya ada di dasar bukit. Alhasil, Cinomati adalah ruas jalan menyusuri lereng bukit.

Eits, nggak hanya itu!  Yang bikin Cinomati lain dari pada tanjakan yang lain adalah kemiringannya yang SANGAT TERJAL dan PENUH KELOKAN TAJAM!

Kalau mau lebih seru, silakan coba melintasi ruas jalan Cinomati pada malam hari. Dijamin gelap gulita karena sama sekali nggak ada penerangan jalan!

Salah satu bukti keganasan jalur Cinomati yang selalu terkenang dalam ingatanku adalah kejadian meledaknya busi sepeda motor saat mencoba mendaki Tanjakan Cinomati. WEH! Ngeri nggak sii😂





Sumber:jogja.mblusuk.com

0 Comment "Legenda Cinomati di Yogyakarta"

Post a Comment