PEMBAJAKAN, DOSA YANG DIANGGAP BIASA!




Hasil gambar untuk pembajakan
Pembajakan menjadi hal yang setiap hari dapat kita jumpai dalam kegiatan hidup kita. Menggunakan perangkat lunak bajakan seperti sistem operasi Windows atau MacOS tanpa membeli dari vendornya, menggunakan 

aplikasi Microsoft Office bajakan, memutar lagu dan film dari download situs-situs penyedia bajakan, juga membelinya dari pedagang CD bajakan yang sangat banyak berkeliaran di negeri ini. Juga memfotokopi buku-buku yang jelas-jelas penulisnya melarang untuk difotokopi, dan lain sebagainya


Lebih lucunya lagi, orang tua yang akan mendidik anak-anaknya menjadi orang baik, rela membelikan CD lagu dan film anak-anak bajakan untuk anak-anak yang dicintainya. Bahkan yang lebih menggelikan lagi, seorang ustadz dan tokoh agama bisa menulis konsep khutbah atau ceramahnya dengan laptop yang menggunakan OS bajakan serta ditulis dengan aplikasi MS Office “malingan” pula.
Ada lagi hal yang sangat bertolak belakang, orang mendengarkan lagu religi bahkan senandung ayat-ayat kitab suci dari media bajakan. Anak-anak muda mendengarkan musik dan lagu dari penyanyi atau band yang diidolakannya dan dielu-elukannya dari CD bajakan. Bukankah semua itu saling bertolak belakang? Anjuran kebaikan dan larangan melanggar hak orang lain dalam kita suci didengar tetapi sekaligus langsung dilanggar, para musisi yang bersusah payah membuat karya dan berharap mendapatkan hasil dari kreatifitasnya itu dinikmati para fans-nya dalam CD/mp3 bajakan. Ditambah lagi dengan aplikasi-aplikasi dan juga game yang begitu kita nikmati dan semuanya itu berasal dari bajakan.



Tetapi karena banyaknya produk yang dibajak dan para pengedar bajakan, maka kita bisa menyaksikan penjual CD bajakan dapat bersanding mesra di sebelah pos polisi, toko-toko penjual CD bajakan juga damai dalam gedung-gedung mewah yang berizin dan membayar pajak.
Padahal pembajakan dalam agama apapun, dalam ajaran moral, juga dalam etika bisnis adalah kejahatan. Pembajakan adalah sama dengan para bajak laut yang membajak barang perdagangan para pelaut, juga sama dengan para koruptor yang membajak uang rakyat untuk kepentingannya sendiri, juga sama dengan para perampok yang mengambil harta yang susah payah dikumpulkan orang lain untuk kepentingan hidupnya. Tapi kejahatan yang setiap hari dilihat dengan leluasa, memang akan membuat kita menganggapnya sebagai sebuah hal wajar dan bahkan baik.


Sebagian besar banyak yang beralasan tidak tahu apakah ini bajakan atau tidak, karena bajakan itu disediakan dan dijual di toko-toko resmi dan juga dilakukan oleh para tenaga ahli. Ada juga yang berargumen bahwa bajakan itu tidak mengambil harta pembuatnya secara langsung, padahal kita semua jelas sudah tahu, bahwa tujuan para pembuat karya-karya yang kita cintai dan butuhkan itu adalah untuk memperoleh hasil dari rejeki yang halal yang dapat dihasilkan dari menjual karya-karya mereka. Bukankah dengan membeli dari pembajak adalah mengambil hak para pembuat produk itu?
Juga mari kita membayangkan jika kita adalah developer dari aplikasi perangkat lunak yang sangat dibutuhkan dalam bisnis dan dalam pekerjaan orang lain, sementara orang lain hanya mau memakai dan tidak mau membeli produk kita, dan lebih memilih membeli dari pembajak yang tidak berkeringat dan hanya merusak produk orang lain. Tentunya kita juga tidak akan mau mengalami menjadi developer perangkat lunak yang seperti itu.
Pembajak software walaupun diberi gelar yang nyentrik seperti cracker atau membajak data-data di situs orang lain yang dikenal dengan istilah hacker, tetap saja itu adalah gelar kejahatan tetapi dalam bidang IT. Pembajak software adalah sisi dunia hitam dari teknologi.

YANG ASLI MAHAL SIH!

Mahalnya sebuah produk itu seimbang dengan susahnya membuat produk itu dan juga modal serta sumber daya lain yang memang harus dibayar mahal. Produk yang mudah dibuat biasanya juga dilabeli dengan harga yang murah, karena pasti kalau malah tidak akan laku. Walaupun demikian, para produsen film dan lagu juga sudah membuat berbagai versi minimalis yang murah, misalnya DVD lagu dikemas dalam kemasan plastik dan dibandrol dengan harga 15 ribuan juga sudah banyak beredar di gerai-gerai swalayan. Tengoklah di beberapa swalayan yang menjual berbagai koleksi lagu dan film dengan harga yang sangat terjangkau dengan kantong kita.

Produsen software pun banyak varian murah dan terjangkau seperti yang dilakukan Acosys dengan memecah fitur-fitur dengan harga berbeda-beda agar pebisnis hanya membeli yang dibutuhkan saja dan pasti dengan harga yang terjangkau.

YANG BAJAKAN LEBIH MURAH DAN BANYAK BEREDAR!

Sebenarnya inilah yang sering kita lakukan, ketika membandingkan harga yang asli dan bajakan dengan selisih harga, maka kita akan selalu menghitung untung rugi dan mengabaikan hak orang lain yang seharusnya tidak boleh dilanggar. Kalau bajakan harganya sama atau lebih mahal, jelas itu tidak mungkin. Dan jika para pembajak itu menjual harga yang lebih murah, jelas ini sangat layak karena memang mereka tidak bersusah payah membuat karya itu. Mereka hanya berusaha membuka kuncinya saja agar aplikasi itu dapat digunakan seperti versi penuh, menggandakan dan menjualnya kepada kita. Jelas saja para pembajak itu tidak mengeluarkan modal besar, waktu yang lama dan kerja keras.

Bukankan maling kelas teri jika ditanya kenapa mereka harus sampai pencuri padahal mereka bisa saja mencari uang dari mengamen, menjadi kuli bangunan, menjual kue, atau bahkan menjadi pengemis, maka jawaban mereka juga bahwa semua pekerjaan itu lebih susah dan butuh modal, lebih lama waktunya, serta butuh kerja keras. Dan tentunya kita pun tidak bisa memaklumi perilaku pencuri itu.

YANG GRATIS MUTUNYA KURANG BAGUS!

Khusus untuk perangkat lunak, banyak tersedia perangkat lunak yang gratis, seperti Linux yang dapat menggantikan Windows dan Linux tidak dijual alias gratis. Untuk aplikasi pengetikan, spreadsheet dapat menggunakan LibreOffice, OpenOffice dan aplikasi sejenis yang gratis. Dan seabreg aplikasi lain yang dibuat oleh orang-orang cerdas dan budiman yang tidak dijual. Tetapi sebagian besar kita pun lebih memilih yang bajakan daripada menggunakan aplikasi gratis itu karena merasa kualitasnya yang tidak sebagus aplikasi berbayar, atau hanya karena malas saja mempelajari yang baru dan gratis itu.

PEMBAJAKAN BUKAN MASALAH KEMAMPUAN TAPI KEMAUAN!

Banyak sekali aplikasi bajakan yang beredar yang diedarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat kita download dengan mudah dari internet. Juga banyak lagu-lagu yang kita sukai yang sudah disediakan situs-situs tertentu yang tidak perlu kita membeli CD originalnya. Juga banyak sekali buku-buku di perpustakaan yang dapat kita fotokopi dengan murah tanpa harus membeli buku aslinya. Tapi apakah dengan banyaknya barang ilegal/haram yang tersedia akan membuat kita lebih memilih itu daripada harus menyisihkan sedikit uang atau menunda kemauan kita untuk menggunakannya daripada harus mengambil hak orang lain?

Membajak atau membeli bajakan atau menggunakan bajakan adalah masalah kemauan kita, bukan kemampuan atau kesempatan yang ada di depan mata. Bahkan jika kita mampu membajak sendiri produk orang lain, bukan berarti kita dianggap halal menggunakannya. Sama juga dengan karyawan yang mampu mencuri uang perusahaan karena posisinya memang memampukan dia untuk melakukannya dan juga kesempatan pun sangat tersedia, tetapi toh lebih banyak orang yang memilih tetap menjadi orang yang jujur dan mencari pendapatan halal daripada harus menjadi koruptor. Atau seorang pembuat duplikat kunci atau pembuat linggis yang mampu membuka pintu rumah orang lain dengan mudah, tetapi jika mereka tidak mau maka tidak mungkin pembuat duplikat kunci akan menjadi maling, atau pembuat linggis akan menjadi garong.

APA SIKAP KITA TERHADAP PEMBAJAKAN?

Pembajakan sampai kapan pun sulit diatasi, karena alat-alat yang digunakan untuk membajak seperti DVD yang dapat merekam, software yang memudahkan untuk membajak dan berbagai kemudahan lain untuk menjadi pembajak handal sudah banyak disediakan para pembajak lain. Pembajakan hanya bisa dikurangi dengan adanya razia oleh perusahaan produsen maupun para aparat yang berwenang. Tetapi yang paling menentukan adalah sikap kita tentang menghargai hak orang lain seperti kita juga yang tidak mau haknya diambil oleh orang lain.
Walaupun lingkungan di sekitar kita, bahkan para guru, orang tua, dan juga pemimpin kita, bahkan aparat yang seharusnya menjadi penangkap pembajak, mencontohkan menggunakan bajakan, maka kita tetap bisa mengambil sikap untuk menjadi orang baik yang tidak mau menggunakan bajakan dan bahkan memberi nasihat pada mereka.

Mari kita selamatkan anak cucu kita dari darah yang mengalir dari sesuatu yang haram yang kita berikan, juga dari pendidikan dari barang ilegal yang selalu kita perdengarkan, atau dari bisnis halal tetapi yang menggunakan barang haram untuk operasionalnya. Dengan tidak menggunakan bajakan, maka kita akan membuat orang-orang kreatif dan cerdas tetap semangat membuat karya, karena karyanya kita hargai dengan layak. Dan negeri ini akan menjadi negeri yang maju dengan industri kreatif mereka.

STOP PEMBAJAKAN MULAI DARI KITA DAN SEKARANG JUGA!

2 Comments